Universitas Diponegoro merupakan PTNBH yang turut serta dalam rangka percepatan penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan dalam negeri serta mempromosikan pemerataan akses terhadap alat kesehatan dan farmasi dan meningkatkan ketahanan kesehatan sesuai dengan tujuan dari Sustainable Development Goals (SDG’s), utamanya tujuan ke-3 (Good Health and Well-Being) dan ke-9 (Industry, Innovation, and Infrastructure).

Untuk turut mencapai tujuan SDG’s, Undip terus bergerak menciptakan invensi teknologi dari hasil riset dan menguatkan kolaborasi dalam berinovasi yang juga sebagai langkah serentak dalam mewujudkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Untuk mendukung hal tersebut, Undip berkolaborasi dengan Biofarma Holding Farmasi, khususnya PT Phapros Tbk., menindaklanjuti rencana kolaborasi riset terkait Hydroxyapatite dan Produk Biomaterial berbahan dasar Cangkang Kerang Hijau. Penelitian terkait sudah dan sedang dikembangkan oleh dr. Robin Novriansyah, Sp.B, Sp.OT(K), M.Si.Med dan Dr. Rifky Ismail, S.T., M.T. dan tim PUI-CBIOM3S Undip.

Kolaborasi riset ini juga bertujuan untuk mempercepat peningkatan capaian IKU PTNBH dan IKU Renstra tentang hilirisasi hasil riset, relevansi dan komersialisasi hasil riset, dalam rangka memperkuat pentahelix, meningkatkan University Employability Rangking, dan mempercepat pertumbuhan industri, inovasi dan optimalisasi teknologi digital sekaligus mempromosikan kelestarian lingkungan dengan cara memanfaatkan dan mendaur ulang limbah cangkang kerang hijau. Kegiatan ini menunjukkan bahwa hilirisasi hasil riset alat kesehatan Undip sudah jelas hilalnya berkat kerja sama hilirisasi alat kesehatan dengan Biofarma Holding Farmasi, khususnya PT Phapros, Tbk dalam memproduksi Hydroxyapatite dan Produk Biomaterial.

Perlu diketahui bahwa, produk hydroxyapatite sangat dibutuhkan di dunia medis, khususnya dalam pembuatan bond screw. Pada kalangan dokter spesialis orthopedi, produk dimaksud sangat banyak membantu pasien penderita cedera tulang. Sementara, kebutuhan sangat banyak, tetapi ketersediaan masih sangat kurang, baik di pasar nasional ataupun internasional. Kalaupun ada, itu masih banyak diimpor dan harganya sangat tinggi.

Direktur Medis dan Kelembagaan PT. Biofarma, Sri Harsi Teteki mengatakan bahwa, sebagai BUMN, Biofarma sangat mendukung adanya kerja sama hilirisasi hasil riset dengan Undip. Beliau mengatakan bahwa sudah ada titik terang tentang rencana kerja sama yang sudah dimulai awal Agustus 2023 yang lalu dan akan segera mengadakan pertemuan berikutnya sebagai tindak lanjut dari pertemuan pada 26 Agustus 2023 di Smart Class Room, Fakultas Kedokteran Undip, setelah semua persyaratan acuan dan dokumen pendaftaran/ registrasi produk maupun uji produk, dan uji pasar dilakukan oleh kedua pihak.

Gambar 2. Pemaparan Dr. Rifky Ismail dan dr. Robin Novriansyah

Gambar 2. Pemaparan Dr. Rifky Ismail dan dr. Robin Novriansyah

Indriastuti Soetomo selaku General Manager Coorporate Strategy and Business Development PT. Phapros Tbk mengatakan bahwa tim PT Phapros telah melakukan beberapa studi sederhana terkait Biodegradable Screw, baik dari segi kompetitor, analisis beberapa dokter spesialis orthopedi subspesialis sport medicine, dan potensi pasar dari tahun 2022 – 2026. Hasilnya bahwa, Biodegradable Screw dengan kekuatan tensile yang baik sangat dibutuhkan, karena saat ini, itu saja yang menjadi pilihan utama dibandingkan Interference Screw dari metal dengan angka Sport Injury terbanyak adalah ACL (Anterior Crucial Logament Interference) yaitu lebih dari 100.000/tahun di Indonesia. Hal ini juga di dukung oleh survei yang dilakukan di RSUD Dr. Soetomo, RSUP Dr. Wahidin dan RSUP Dr. Hasan Sadikin.

Sejalan dengan pendapat Indriastuti, Robin Novriansyah, spesialis bedah orthopedi RSUP Dr. Kariadi, Semarang dan sebagai Konsultan Bedah Pinggul dan Lutut, menyampaikan bahwa Biodegradable Screw adalah langkah awal membuat implant untuk koreksi ligament yang dapat mengatasi injury sport, yang memiliki waktu yang tepat untuk diserap oleh tubuh (9 bulan). Yang mana produk-produk serupa dari luar negeri belum ada yang memiliki waktu serap oleh tubuh yang tepat/sesuai. Pernyataan ini sudah didukung dengan penelitiannya yang sudah dikembangkan terus menerus dan sudah melakukan uji pasar terhadap keberlangsungan kebutuhan akan Biodegradable Screw baik di Indonesia, Malaysia maupun Thailand.

Gambar 3. Studi Pasar Produk Orthopedi di Indonesia

Gambar 3. Studi Pasar Produk Orthopedi di Indonesia

Dian Wahyu Harjanti selaku Direktur Inovasi dan Kerja Sama Industri Undip, dalam sambutannya mengatakan akan memberikan dukungan penuh dari sisi administratif demi kelancaran proses kerja sama melalui Perjanjian Kerja Sama Hilirisasi (PKSH) antara Undip dengan PT Phapros, Tbk. Selain itu juga sudah berkoodinasi dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dalam hal ini adalah Science Techno Park Undip (STP) dalam memenuhi kebutuhan bahan baku cangkang kerang hijau, melalui budidaya keranga hijau yang memenuhi standarisasi aman dan halal.

Hal ini lah, yang membuat rencana kerja sama ini segera harus ditindaklanjuti dan dituangkan dalam bentuk Non-Disclosure Agreement (NDA) dan Perjanjian Kerja Sama Hilirisasi (PKSH) antara Undip dengan PT Phapros, Tbk. Ini akan menjadi Langkah awal untuk kerja sama selanjutnya di bidang alat kesehatan dan farmasi antara kedua pihak, yang diharapkan akan dapat segera mengatasi kekurangan dan kesulitan pengadaan Biodegradable Screw untuk mengatasi injury sport. (Admin-Tim Inovasi)